Sabtu, 04 Oktober 2014

Pembahasan Naruto Chapter 694 - Naruto Dan Sasuke

 
 PEMBAHASAN CHAPTER 694 – NARUTO DAN SASUKE

Yossha, minna-san , admin Hokage’s back!!! Gimana kesan setelah baca chapter terbaru kemarin?? Yaa kalau dilihat memang chapter kemarin itu walaupun ga ada adegan fighting-nya, tapi terkesan “cukup berat” untuk ditangkap nalar. Selama beberapa chapter, mulai dari beberapa minggu kemarin hingga beberapa minggu ke depan akan membahas topik yang sama, yaitu mengenai “arti hokage dan siapa yang pantas untuk menjadi hokage : Sasuke atau Naruto.” Kira-kira, siapa yang pantas ya untuk menjadi “Nanadaime Hokage”? iya, nanadaime. Kenapa? Karena saat ini pemegang jabatan “Rokudaime Hokage” adalah ane sendiri nyahahaha

Yosh, cukup intermezzo nya. Sekarang langsung aja kita masuk ke pembahasan. Let’s check this out!!!


HOKAGE VERSI SASUKE

Ya, setelah sekian lama kita hanya menebak-nebak gimana sih Hokage versi Sasuke, akhirnya di chapter kemarin terungkaplah tentang jawaban Sasuke tersebut. Menurut Sasuke, orang yang pantas menjadi Hokage adalah “orang yang rela menanggung semua kebencian tanpa mengeluh.” Jawaban ini ia peroleh dari nyawa kakaknya sendiri, Itachi. Semasa hidupnya, Itachi rela mengorbankan keluarganya sendiri bahkan juga dirinya sendiri. Dari cara pandang Sasuke terhadap apa yang Itachi lakukan, ia melihat bahwa untuk menghentikan penyebaran kebencian yang nantinya akan berakhir pada pertikaian, semua kebencian itu haruslah difokuskan pada satu subjek saja. Dengan memfokuskan kebencian pada satu orang, maka penyebaran kebencian bisa dikurangi yang nantinya akan berujung pada berkurangnya jumlah pertikaian yang terjadi. Namun, kekurangan dari metode Itachi ini adalah Itachi hanya melindungi desa “dibawah bayangan” tanpa menunjukkan dirinya serta seberapa besar kekuatan yang ia miliki. Oleh sebab itu, ia ingin menyempurnakan metode Itachi dengan ideologinya, yaitu dengan cara menjadi Hokage, menyatukan semua desa, dan menekankan kepada semua orang bahwa tak ada orang lain yang “lebih ditakuti” daripada dirinya. Dengan hal tersebut, maka semua kebencian akan tertuju kepadanya dan melalui cara tersebut jumlah pertikaian dapat diredam. Jadi, maksud Sasuke dengan mengatakan, “Hokage yang kumaksud adalah seseorang yang bisa menyinari kegelapan yang menyelimuti ke-5 desa” adalah ia sendiri yang akan berperan ganda, yaitu sebagai “cahaya” yang menerangi desa dan juga sebagai “kegelapan” yang ditakuti seluruh desa.

DUALISME KONSEP DARI SATU SUMBER

Kita lihat dari chapter terbaru kemarin bahwa adanya suatu “dualisme konsep” terhadap apa yang disampaikan oleh Itachi, yang mana di dalam dunia pendidikan hal itu disebut dengan “verbalisme.” Mereka berdua sama-sama memperoleh pandangan dari Itachi, tetapi mereka memberikan respon pemaknaan yang saling berbeda. Hal ini didasarkan atas cara pandang mereka yang berbeda ketika melihat dunia ini. Jika dilihat dari sisi Naruto, ia belajar dari Itachi bahwa ada kalanya kita tidak mampu melakukan sesuatu secara individu. Ketika kita hanya memaksakan diri untuk melakukan segalanya secara individual, maka kita akan gagal dan malah tidak memperoleh apapun. Oleh sebab itu, Itachi kali ini mengandalkan Naruto untuk mengubah dunia shinobi dan juga untuk membawa Sasuke ke jalan yang benar. Tetapi, jika kita lihat dari sisi Sasuke, cara ia memaknai apa yang dikatakan Itachi sangatlah berbeda. Ia melihat jalan Itachi tersebut sudah sangatlah sesuai, namun hanya perlu sedikit perubahan. Segalanya haruslah dilakukan secara individual. Untuk itu, ia perlu untuk menjadi “sang kegelapan” untuk dapat membawa “cahaya perubahan” pada dunia shinobi ini. Untuk memulai rencananya, ia harus menghancurkan sistem lama serta segala peninggalannya, yaitu para Kage dan juga Naruto yang menurutnya akan menjadi persembahan terakhir demi terwujudnya dunia shinobi ideal versinya. Yaa, walaupun Sasuke sebenarnya ga ingin membunuh Naruto, tapi demi dunia shinobi ideal versinya maka itu hanyalah sebuah pengorbanan kecil.

THE HATRED OF SASUKE

Sasuke yang sekarang ini adalah Sasuke yang dipenuhi oleh kebencian dan dendam. Hal ini karena selama ini ia ditinggal sendirian karena seluruh keluarganya telah dibunuh oleh kakaknya sendiri. Oleh sebab itu, ia sudah terbiasa dengan rasa benci dan dendam itu sendiri, sehingga menurutnya ia akan bisa menanggung semua kebencian dari semua orang atas dirinya. Menurutnya, dibenci dan ditakuti oleh seluruh penduduk desa shinobi itu adalah “harga yang pantas” untuk mewujudkan sistem dan desa shinobi ideal versinya. Ia akan berperan sebagai “penimbang” sekaligus “eksekutor” dalam sistem yang baru kelak. Jadi, efek kebencian dari sistem yang baru nanti ia merasa akan sanggup untuk mengatasinya.

HAGAROMO AKAN SEGERA PERGI

Di chapter kemarin terlihat bahwa kondisi Hagoromo yang mulai memudar. Ini menandakan bahwa waktunya di dunia ini sudah hampir habis dan ia akan segera menghilang. Di saat-saat seperti itu, ia juga masih sempat mendengarkan curhatan Kakashi. Menurut Hagoromo, saat ini tidak ada yang dapat mereka lakukan. Pertanyaannya, kenapa setelah mendengar jawaban Sasuke dahulu, ia masih saja memberikan separuh kekuatannya kepada Sasuke? Hal ini kemungkinan didasari pada Hagoromo yang ingin lebih adil kali ini karena ia merasa ikut andil dalam masalah ini dimana perseteruan pada keturunannya disebabkan karena ia yang pilih kasih dalam memberikan kekuatannya. Selain itu, diam – diam ia juga telah menaruh harapan kepada Sasuke dan Naruto bahwa mereka mampu menyelesaikan perseteruan yang telah berlangsung selama beberapa generasi tanpa ada campur tangan dari Hagoromo lagi.

OTOKRATIS VS DEMOKRATIS

Jika admin boleh menyimpulkan, admin melihat bahwa sifat kepemimpinan antara Sasuke vs Naruto itu layaknya sifat otokratis vs demokratis. Sasuke dengan tipe otokratisnya, dimana ia ingin membuat sebuah pemerintahan dunia shinobi yang tunggal dengan cara revolusi dan menanamkan kebencian dan ketakutan atas dirinya kepada semua orang. Ia menanamkan bahwa tidak ada orang yang lebih ditakuti daripada dirinya. Cara ini menjadikan dirinya sebagai seorang diktator yang ditakuti oleh semua orang. Ia ingin menjalankan pemerintahannya dibawah naungan “rasa takut” atas dirinya sehingga tidak ada orang yang berani melakukan pemberontakan atas pemerintahannya. Hal ini sangat berbeda dengan Naruto dan tipe demokratisnya, dimana ia ingin menjadi Hokage dan menjalankan sistem dunia shinobi sebagaimana mestinya. Di dalam pemerintahannya kelak, ia ingin menerapkan sistem demokrasi dan kerjasama dengan seluruh rekan-rekannya. Ia ingin kepemimpinannya didasarkan atas rasa”kewibawaan seorang pemimpin.” Ia ingin menjadi pemimpin yang disegani dan dihormati baik oleh kawan maupun lawan, bukan malah menjadi orang yang ditakuti. So, jika dilihat dari kacamata sobat  semua, mana yang lebih baik?

1 komentar:

  1. Mantap sob..
    kalo dipikir pikir..
    masih bagus jalan pikiranya naruto :)

    BalasHapus