--- Naruto Gaiden Chapter 10 Versi Teks Bahasa Indonesia | Written by DNI ---
‘GEMURUH YANG MENGGEMA. SARADA SERANG SEMUANYA DENGAN TINJUMU’
Tempat para Shin berpijak sekarang telah kacau balau, tanahnya ambles dan pecah. Mereka dapat di pukul mundur, terpental dan tersungkur, terseret-seret di tanah. Benar-benar tinju yang mengerikan.
Sarada menatap mereka dengan pandangan serius, Sharingannya masih aktif. Sedangkan Sakura masih tercengang-cengang melihat aksi puterinya.
**
Di tempat Naruto dan para Shin yang lain bertarung. Seorang Shin berambut bawang terlihat akan menghantam perut Naruto dengan senjatanya. Namun…
“??!!” Shin bawang tiba-tiba melongo. Ketika Naruto menangkis senjatanya dengan tangannya.
‘CRAK’
Senjata Shin retak ketika tangan Naruto yang penuh dengan chakra menyentuhnya.
“Tenanglah..” Kata Naruto.
“…..” Keringat mengalir dari wajah Shin berambut bawang itu, dia terlihat tegang dan ketakutan. Sekarang.. dia beradu pandangan, Mangekyou sharingan Shin dan Mata Naruto..
Karena itulah dia dan Naruto sekarang telah berada di alam bawah sadar Naruto, Kurama ada di belakang Naruto.
“Kurama!!”
Shin berambut bawang itu semakin ketakutan, tubuhnya sampai gemetaran saat melihat sosok Kurama. Sepertinya efek itu juga terasa pada Shin berambut bawang yang lain.
“Kau tidak perlu takut. Jika kau tidak bertindak lebih buruk daripada ini.. kamipun sama!” Ucap Naruto.
‘Glup’
Shin berambut bawang menelan ludahnya, nampaknya dia sudah mulai gentar. Hanya diam dan mematung.
“Kau terlalu lunak seperti biasa.” Kata Sasuke.
“Lalu apa yang akan kita lakukan dengan orang ini?”
Naruto menjawab, “Ah ya! Konoha memiliki organisasi yang mengurusi anak yatim piatu. Aku akan bicara pada ketua mereka.”
Sasuke merendahkan pandangannya, sedikit menunduk dan melihat ke wajah Shin berambut bawang.
“Oi…! Bocah-bocah ini seperti juga punya mata semacam Sharingan. Apa kau yakin akan mengurus anak-anak seperti mereka?”
“Yeph..!! Lagipula mereka tetaplah anak-anak. Mereka hanya butuh sedikit bimbingan.” Sahut Naruto.
--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 10 | Written by DNI ---
Latar kembali berpindah ke tempat Sarada berada.
“Wah! Kau keren Sarada! Sepertinya keluargamu itu benar-benar luar biasa, semuanya berkekuatan super.” Teriak chouchou sambil berlari kearah Sarada.
“…………” Sarada tak berkomentar apapun, dia malah memandang ke arah Chouchou.
“Uh?! Sarada… Matamu jadi berubah seperti mata ayahmu!” Imbuh Chouchou.
“…Iya!” Sarada memandangi telapak tangannya yang setengah mengepal. Pandangannya kemudian mengarah ke sesuatu yang lain. Disana, terlihat Sakura sedang memegang lengannya yang terluka sembari berlari ke arah Sarada.
“Kau ini selalu membuatku cemas.” Kata Sakura.
“Maaf..” Jawab Sarada.
Sakura lantas memeluk erat-erat puterinya. “Aku senang kau selamat.”
“…….” Sasuke memandang lekat mereka berdua. Naruto-pun ikut tersenyum kecil.
“Ja-jangan erat-erat donk ma!” Protes Sarada.
“Uppss.. Maaf ya!”
Sakura menempatkan kedua tangannya di lengan Sarada, mereka saling berhadapan.
“Shizune sudah bercerita banyak padaku. Shanarou! (Sialan!) Kau ini memang puteriku, tidak perlu diragukan. Dasar anak bodoh!”
Sarada tersenyum dengan penuh kehangatan..” Iya! Aku tahu.. semua sudah baik-baik saja kok sekarang. Kita punya banyak kenangan bersama, perasaan kitalah yang menghubungkan kita semua.” Kata Sarada.
“……….” Sakura diam, sepertinya dia heran mendengar ucapan Sarada barusan.
Sarada tiba-tiba teringat ucapan Sakura di masa lalu. “Hati kita ada bersama dengan Papa. Itulah yang terpenting.”
“…….” Raut muka Sarada tiba-tiba saja berubah. Dia kemudian menoleh dan memanggil Sasuke. “Papa..!!"
“?” Sasuke bertanya-tanya.
“Papa.. Apa kau pikir perasaanmu itu baik-baik saja dan benar-benar terhubung dengan mama?”
“…….. Ya!” Jawab Sasuke singkat.
“Kenapa jawabmu cuma begitu?”
“Karena kami punya kau Sarada!” Kata Sasuke.
Raut wajah Sakura mencerminkan perasaan yang begitu tenang.. Nampaknya Sasuke memang telah mengatakan hal yang menenangkan. Sarada juga, tercengang dengan jawaban ayahnya. Mata Sarada kemudian berkaca-kaca, air mata akan segera meleleh dari matanya.
‘Baguslah Sarada.’ Batin Chouchou.
Naruto juga, wajahnya terlihat puas dengan pemandangan ini.
“Sekarang.. Ayo kita pulang!!”
--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 10 | Written by DNI ---
Latar berpindah.
Panti asuhan Konoha. Dari dalam ruangan panti terdengar suara.
“Kita harus memberi mereka nama biar lebih gampang!”
Kabuto dan Urushi yang mengenakan seragam pengasuh panti asuhan.. Mereka sedang bertatap muka dengan para Shin berambut bawang itu. Banyak sekali Shin berambut bawang disana.
“Err.. Mereka sangat banyak sebelum semuanya terjadi.” Kata Kabuto.
“Kalian akan tinggal disini mulai sekarang. Itu artinya.. mulai hari ini aku adalah ayah kalian. Namaku Kabuto. Tak usah malu-malu.” Kabuto memperkenalkan diri pada mereka.
Para Shin itu menanggapi pernyataan Kabuto dengan ekspresi yang berbeda-beda di wajah mereka.
***
Sarada dan yang lainnya kini berada di dekat gerbang masuk Konoha. Sarada dan Chouchou berada di depan, sedangkan Naruto, Sasuke dan Sakura berjalan di belakang mereka.
“Awh..!! Ini harusnya menjadi petualangan untuk mencari ayahku! Tapi malah Kau yang menemukan ayahmu Sarada. Jadi.. Lain waktu kau harus membantuku ya!” Oceh Chouchou.
“Eh.. Iya!” Jawab Sarada.
Tak disangka.. ternyata dua orang yang begitu familiar sedang berada di lokasi yang sama dengan mereka. Seorang wanita berambut panjang pirang dari klan Yamanaka dan seorang lelaki dewasa bertubuh tidak terlalu gemuk.
“Sudah lama kita tak dapat misi sebanyak ini.” Kata lelaki itu.
“Maksudmu sudah lama bagimu? Sehingga kau jadi terlalu memaksakan diri? Begitu?” Sahut si perempuan ketus.
“?!!” Chouchou Kaget mendengar suara yang tak asing baginya tersebut. ‘aku punya firasat soal pria itu.’ Batinnya.
Chouchou tiba-tiba menghampirinya, tanpa pikir panjang dia langsung berkata seenaknya. “Anu..!! Apa mungkin kau adalah ayahku?”
Lelaki itu menoleh, dan ternyata dia adalah…. CHOUJI.
“Bicara apa Kau Chouchou bukannya aku memang ayahmu.”
“Apa? Serius kau itu ayahku?” Chouchou tersentak.
Wanita yang bersamanya tadi ternyata adalah Ino, dia kemudian menceletuk, “ Ah..!! Benar juga ya Chouji. Kau sudah lama tak tampil dengan sosok kurus seperti ini. Orang yang belum tahu pasti akan kaget!”
Memang Chouji sekarang terlihat kurus, sepertinya dia sudah menggunakan banyak kalori selama misi mereka. Chouchou bahkan tak mengenalinya, menggelikan bukan?
“Ya..!! Kurasa kau benar Ino.”
Chouchou menjadi sangat antusias, dia kemudian bertanya. “Ayah..!! Busyet banget. Apa ini jurus rahasia yang diturunkan dari klan Akimichi?”
“Nah.. Bisa jadi semacam itulah.” Jawab Chouji.
“Ya..Ya!! Kalau begitu ajari aku.. Kita mulai latihannya besok!” Chouchou masih terheran-heran dengan penampilan Chouji yang jarang itu. Dia sangat bersemangat untuk latihan.
“Hehehhehe..” Sarada tertawa geli melihat kelakuan temannya.
--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 10 | Written by DNI ---
Tiba-tiba Ino berteriak sambil melambaikan tangannya.
“Sasuke-kun! Wah lama tak berjumpa.”
Sarada sedikit heran.
“Chouji, Chouchou terus saja mencarimu tahu!” Kata Naruto.
“Aku sedang dapat misi.”
“!!” Ino sedikit bingung ketika Sarada meletakkan kedua telapak tangannya di depan, gayanya seperti orang yang sedang menghalang-halangi, dia sepertinya tidak rela ayahnya di dekati oleh Ino. Sarada terlihat kikuk. “Jangan mendekat.”
“T-tunggu.. Maksudmu apa?” Tanya Ino.
“Hahahhahaha.” Sakura yang ada di belakang mereka tertawa lepas.
***
Hari segera berlalu, petang sudah menjemput pagi. Burung-burung berkicauan nan indah, terbang bebas di angkasa dan bertengger di suatu kabel. Latar menunjukkan tempat kediaman keluarga Uchiha.. Tepatnya mereka bertiga sekarang sedang ada di ruang makan. Sakura menyiapkan sarapan untuk Sasuke dan Sarada yang tengah duduk di meja makan.
Namun sepertinya kebersamaan mereka begitu singkat, karena Sasuke harus pergi lagi. Saat itu Sarada dan Sakura mengantarkannya sampai ke depan pintu gerbang Konoha.
“Kapan papa akan pulang lagi?” Tanya Sarada.
“………” Sasuke masih diam, saat itu wajah Sarada terlihat murung.
‘GREEP’
Sasuke memeluk puterinya.
“Papa.”
“Jangan pasang wajah begitu donk!” Kata Sasuke.
Sakura hanya memandangi mereka berdua lekat-lekat, ekspresi wajahnya terlihat damai.
‘Thuuk’
Sasuke menyentilkan jarinya ke kening Sarada.
“Sampai jumpa lagi.” Ucap Sasuke.
“……” Sarada sangat bahagia sampai matanya berkaca-kaca. Dia kemudian meraba keningnya sambil tersenyum senang.
“Iya..” Kata Sarada. Masih tetap meletakkan tangan di keningnya. Sasuke dan Sarada sekarang menatap ke arah Sakura. Tatapan yang dipenuhi sukacita dan keharuan.
Sakura tersenyum.. Dia lalu menyodorkan ‘bento’ Sasuke.
“Nah! Ini makan siangmu.”
“Ah.. Ya!” Jawab Sasuke.
Sakura memajukan wajahnya, wajah itu dipenuhi dengan rona malu.. sampai berwarna kemerahan. Nampaknya dia mengharapkan ‘sesuatu’ dari Sasuke.
“……..” Sasuke sepertinya tidak peka.
“……??” Sarada juga bertanya-tanya.
“Sudah ah..!! Nanti aku pulang lagi.” Sasuke ngeloyor pergi begitu saja.
‘Kau terus membuatku menunggu.’ Batin Sakura, dia terlihat loyo.. lemas, tak bertenaga. Menenggelamkan dadanya.
Sasuke terus melangkah, bibirnya terlihat sedikit menyungging. Dia terus berjalan dengan membawa bento di tangannya. Sarada melambaikan tangan padanya.
--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 10 | Written by DNI ---
Latar berpindah ke kelas Akademi. Boruto baru saja datang dan akan duduk di tempat duduknya. Disana sudah ada Sarada. Tampaknya Sarada datang duluan.
“Terimakasih ya!” Ucap Boruto.
“?”
“Untuk apa?” Tanya Sarada.
“Untuk bekal yang waktu itu, kau benar-benar memberikannya pada dia (Naruto).”
Sarada termenung sejenak, lalu berucap, “Tidak! Justru berkat dirimu aku sudah menemukan tujuanku. Harusnya aku yang berterimakasih.”
“Ha? Apa maksudmu?” Boruto bingung.
“Tidak berarti aku bisa mengirimkan semua bekal makan siang ke semua orang di desa lho. Malahan.. Sudah ku putuskan kalau aku akan menjadi seorang Hokage.”
Boruto sedikit cemberut, dia kemudian menjawab dengan sarkatis, “Pfft.. Hokage? Ciih.. Konyol.”
***
Disuatu ruangan yang mirip dengan laboratorium terdapat Karin dan Suigetsu. Panel memperlihatkan sesuatu yang panjang mirip potongan tali diatas sebuah kotak. Tali pusar.
“Huuh? Itu mustahil! Aku yang sudah membantu persalinan Sarada.” Teriaknya.
“Lalu tali pusarnya?
“Tentu saja antara milik Sakura dan Sarada. Waktu itu Sakura berangkat menyusul Sasuke dan kita bertiga pergi bersama. Saat itu Sarada lahir di tempat persembunyian kita!” Jelas Karin seraya menunjuk tali pusar di atas meja itu.
“Kau serius ya? Bukannya selama ini kau hanya berkata. ‘Sasuke’.. ‘Sasuke’ setelah semuanya terjadi?”
Karin terlihat kesal, ekspresi wajahnya campur aduk, “Bodoh! Aku hanya ingin Sasuke bahagia. Selain itu ada juga suatu hal yang disebut dengan persahabatan diantara wanita!”
“Hoo..hooo.. Ya memang begitu. Tapi kau juga benar-benar suka padanya kan?” Goda Suigetsu.
“………..” Sejenak Karin terdiam. Kemudian dia melanjutkan, “Kau saja yang tidak paham. Hubungan itu ada dan tercipta dalam berbagai bentuk. Yang paling penting Suigetsu, kau harus meminta maaf ke Sarada. Kau juga berhutang kacamata baru padanya. Menurutku yang dulu kita berikan sudah cocok lho.” Kata Karin.
Ditengah-tengah pembicaraan Karin dan Suigetsu, latar berpindah ke rumah Sarada. Nampak Sarada yang sedang berdiri di depan foto.
Sarada tersenyum memandangi foto yang ada di depannya. Sebuah foto dimana Sarada, Ayah dan Ibunya berkumpul bersama-sama. Bukan lagi foto yang di gabung-gabungkan seperti di cerita sebelumnya. Kebersamaan mereka sekarang terlihat asli.
‘YANG TERCERMIN DI MATANYA SEKARANG ADALAH…. CINTA YANG SESUNGGUHNYA.’
--- TAMAT ---
** CORETAN MANGAKA:
“Terimakasih sudah membaca dan mendukung keseluruhan cerita ini.”
Thanks to Mangaku.web.id and Mangapanda.
Thanks to Masashi Kishimoto smile emotikon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar